CANDI SUKUH - Candi Erotis
yang Belum Banyak Diketahui
Candi Sukuh merupakan salah satu candi paling menarik
di Asia Tenggara. Candi ini penuh dengan ornamen erotis. Yang tidak kalah unik,
bangunannya mirip dengan piramid Suku Maya di Amerika Tengah. Sayang, candi ini
belum banyak diketahui orang.
CANDI SUKUH
Dukuh Berjo, Desa Sukuh
Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar
Dukuh Berjo, Desa Sukuh
Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar
CANDI SUKUH - Candi Erotis yang Belum Banyak Diketahui
Tidak seperti Candi Khajuraho di India yang sudah
mendunia, Candi Sukuh memang belum banyak diketahui orang. Jangankan Anda,
orang Jogja saja masih banyak yang tidak mengetahui keberadaan candi ini.
Mungkin karena letaknya yang terpencil di lereng Gunung Lawu pada ketinggian
lebih dari seribu meter dpl. Dari Terminal Tirtonadi Solo, Anda bisa naik bis
umum jurusan Solo-Tawangmangu dan turun di Karang Pandan, dilanjutkan dengan
minibus jurusan Kemuning dan disambung dengan ojek hingga ke kawasan candi.
Bila membawa kendaraan sendiri, disarankan untuk memakai mobil diesel bertenaga
2000 cc atau lebih untuk memudahkan perjalanan melewati beberapa tanjakan
curam.
Relief Tanpa Busana dan Patung Tanpa Kepala
Kompleks candi tidak begitu luas. Menempati sebidang
tanah berundak, gapura utama Sukuh tidak berada tepat ditengah melainkan di
sebelah kanan depan. Sisi kanan dan kiri dihiasi dengan beberapa relief. Sebuah
tangga batu yang cukup tinggi membawa YogYES ke lorong gapura yang ternyata
dihalangi dengan rantai. Untuk naik ke teras kedua, YogYES harus turun lagi dan
berjalan memutar lewat sebelah kanan. Dari teras kedua barulah nampak dengan
jelas bentuk relief di sisi gapura ini. Salah satunya adalah gambar seekor
burung garuda yang kaki-kakinya mencengkeram seekor naga. Yang mengherankankan
adalah adanya relief beberapa sosok manusia dalam keadaan polos, tanpa busana
sama sekali! Sesuatu yang cukup mencengangkan jika mengingat budaya timur yang
sangat kental dengan norma susila di Indonesia. Ditambah lagi bila mengingat
bahwa ini adalah candi, sebuah bangunan yang identik sebagai tempat
persembahyangan dan pemujaan dewa. Melongok ke lorong gapura, sesaji bunga dan
dupa berada di lantai, dekat sebuah relief lingga dan yoni dalam sebentuk
lingkaran rantai.
Mendekat ke candi utama di teras ketiga, berdiri
sebuah panggung batu setinggi pinggang orang dewasa di sebelah kirinya.
Terdapat menara batu di bagian depan panggung, lagi-lagi berhiaskan
relief-relief erotis dari sosok-sosok tanpa busana. Satu sisi menara
bergambarkan relief berbentuk tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya.
Oleh kebanyakan orang, relief ini dipercaya menggambarkan rahim seorang wanita
dengan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok sebelah kanan
melambangkan kebajikan. Sebuah candi perwara berdiri di depan candi utama. Memutar
ke arah kanan, berdiri sosok patung (arca Gupala) tanpa kepala. Gupala ini
memegang "tombaknya" yang terlalu besar dibanding ukuran tubuhnya,
tidak proporsional.
Misteri Piramida yang Terpotong
Satu lagi yang menarik dari Candi Sukuh adalah arsitekturnya
yang berbeda. Jika candi-candi lain dibangun dengan bentuk yang menyimbolkan
Gunung Meru, maka Candi Sukuh memiliki tampilan yang sangat sederhana
dengan bentuk trapesium. Dibangun pada abad XV, beberapa saat sebelum runtuhnya
Kerajaan Majapahit, candi ini lebih menyerupai piramida suku bangsa Maya dari
Amerika Tengah. Mungkinkah dua suku bangsa berbeda dari dua benua yang berbeda
bisa membuat bangunan dengan arsitektur dan desain yang nyaris serupa? Ataukah
memang ada pengaruh dari suku Maya dalam pembangunan Candi Sukuh pada masa
pemerintahan Raja Brawijaya ini?
Berbagai teori dan dugaan pun bermunculan. Salah
satunya menyebutkan bahwa candi ini dibangun pada masa-masa ketika kejayaan
Hindu mulai memudar. Sebagai akibatnya, pembangunan Candi Sukuh dibuat dengan
konsep kembali ke budaya Megalitikum pra sejarah. Teori lain menyebutkan bahwa
bentuk candi ini merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta
(air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa, yaitu kitab pertama Mahabharata.
Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang
puncaknya dipotong dan dipergunakan untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta
amerta yang bisa memberikan kehidupan abadi bagi siapapun yang meminumnya.
Berbagai misteri dan pertanyaan memang masih
menyelimuti Candi Sukuh. Tak hanya sekedar berjalan-jalan di lereng gunung yang
sejuk sambil menikmati arsitektur kuno dari candi terakhir yang dibangun di
Pulau Jawa. Berkeliling mencari jejak cerita dan potongan bukti untuk menguak
misteri sejarah masa lalu akan menjadi salah satu pengalaman wisata yang
menantang dan mengasyikkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar